Insightkaltim.com, KUTAI TIMUR — Penanganan kebakaran yang menghanguskan rumah 13 kepala keluarga di Muara Bengkal kini memasuki tahap distribusi bantuan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Timur memastikan logistik bagi 40 warga terdampak segera dikirim setelah proses verifikasi data rampung.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kutim, Muhammad Naim, menyebut validasi data menjadi langkah awal yang penting agar bantuan tidak salah sasaran. “Data lengkapnya sudah kami terima dari kecamatan. Dalam waktu dekat bantuan akan dikirim, tetapi kami harus memastikan semuanya benar-benar akurat,” jelasnya, Senin (17/11/2025).
Bantuan yang disiapkan berupa kebutuhan pokok seperti beras, minyak, gula, dan kebutuhan dasar lainnya. Menurut Naim, paket tersebut merupakan dukungan awal sambil menunggu intervensi lanjutan dari pemerintah kabupaten dan instansi lain.
Respons Cepat Kecamatan Jadi Kunci Awal Penanganan
Meski Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD belum bisa diterjunkan pada malam kejadian karena faktor jarak dan waktu, BPBD tetap memantau situasi melalui petugas wilayah di kecamatan. Pemerintah kecamatan juga sigap mendirikan posko darurat untuk pendataan dan penanganan awal.
“Posko darurat yang dibentuk camat sangat membantu proses pendataan. Meskipun TRC belum turun malam itu, BPBD tetap memonitor seluruh perkembangan melalui laporan petugas kecamatan,” ungkap Naim.
Ia mengakui bahwa jauhnya Muara Bengkal dari pusat kabupaten menjadi tantangan tersendiri, namun BPBD tetap menargetkan distribusi logistik dilakukan secepat mungkin.
Dorong Pembentukan TRC Multisektor untuk Perkuat Respons Bencana
Di luar penanganan insiden Muara Bengkal, BPBD Kutim juga menyoroti pentingnya pembentukan TRC multisektor di seluruh kecamatan. Naim menegaskan struktur TRC yang melibatkan unsur pemerintah, TNI–Polri, tenaga medis, relawan, dan masyarakat terlatih sangat dibutuhkan sebagai garda pertama bencana.
Ia mengungkapkan bahwa pelatihan kebencanaan telah dilakukan pada 2024, tetapi realisasi pembentukan TRC belum berjalan di semua kecamatan. “Kami sudah minta agar peserta pelatihan melapor ke camat untuk membentuk TRC, tetapi sampai sekarang belum semuanya menindaklanjuti,” katanya.
Untuk memperkuat komitmen tersebut, BPBD berencana mengundang seluruh camat dalam pelatihan lanjutan pada 2026, dengan menghadirkan narasumber dari BNPB agar materi lebih komprehensif dan mudah dipahami.
Karhutla 2025 Relatif Terkendali
Selain kebakaran permukiman, kondisi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kutim pada 2025 dilaporkan cukup kondusif. Hanya satu kasus signifikan terjadi, yaitu karhutla seluas 3–4 hektare di wilayah Pengalor, Bengalon.
“Alhamdulillah tahun ini relatif aman. Jika pun ada titik api kecil, biasanya langsung dipadamkan oleh kecamatan atau masyarakat sebelum berkembang,” kata Naim.
Ia mengingatkan bahwa meskipun musim hujan mulai datang, masyarakat tetap perlu waspada mengingat perubahan cuaca yang tidak menentu. BPBD juga memastikan personel tetap siaga melakukan monitoring di setiap kecamatan.
Masyarakat Diminta Tetap Waspada
Dengan serangkaian langkah penanganan dan pemantauan tersebut, BPBD berharap masyarakat tetap menjaga kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas berpotensi memicu kebakaran.
“Kami berharap warga tetap berhati-hati. Kondisi aman bukan berarti tanpa risiko,” tutup Naim.(adv/Kutim)





