Insightkaltim.com, Sangatta — Peran ayah dalam keluarga kini bergeser dari sekadar pencari nafkah menjadi figur penting dalam membentuk karakter dan ketahanan psikologis anak. Kesadaran inilah yang mendorong Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menggelar Workshop Peningkatan Kapasitas Pengasuhan Keluarga melalui Forum Ayah pada 5–6 November 2025 di D’Lounge Hotel Royal Victoria.
Sebanyak 60 perwakilan Forum Ayah dari berbagai komunitas dan komite sekolah hadir dalam kegiatan ini. Jumlah tersebut disebut mencerminkan tumbuhnya semangat baru di kalangan ayah Kutim untuk terlibat lebih aktif dalam pola pengasuhan bersama ibu.
Mewakili Kepala Dinas Idham Cholid, Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan DPPPA Kutim, Dina Prihardini, menilai partisipasi para ayah adalah sinyal positif perubahan paradigma keluarga.
“Ayah memiliki peran penting dalam pengasuhan. Ketika ayah dan ibu saling bersinergi, ketahanan keluarga akan terbangun dan anak mendapatkan fondasi perkembangan yang kuat,” ujar Dina.
Ia menegaskan bahwa pengasuhan bukan lagi tugas tunggal ibu. Keterlibatan ayah—baik secara emosional, psikologis, maupun dalam pengambilan keputusan—menjadi faktor yang memperkuat stabilitas keluarga dan memberikan dampak langsung pada perkembangan mental anak.
Untuk memperkaya wawasan peserta, workshop menghadirkan dua psikolog: Muhammad Ali Husni dari Puspaga Berau dan Nurika Nugraheni dari Puspaga Kutim. Keduanya memberikan materi seputar komunikasi efektif, pembagian peran dalam keluarga, hingga teknik pengasuhan di era digital.
Dina berharap Forum Ayah dapat berkembang menjadi ruang berbagi pengalaman dan solusi bagi para peserta. Menurutnya, ayah yang saling mendukung dan belajar bersama akan lebih mudah menghadapi tantangan pengasuhan modern.
“Mari jadikan forum ini sebagai titik awal perubahan positif. Dengan membuka diri dan saling bertukar pengalaman, para ayah bisa menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing,” ungkapnya.
Melalui penguatan peran ayah, DPPPA Kutim menargetkan lahirnya generasi yang lebih tangguh, berkarakter, dan berakhlak. Sebuah visi yang diyakini mampu memperkuat keluarga sebagai unit terkecil pembangunan, sekaligus mempersiapkan masa depan bangsa yang lebih kokoh.(adv/Kutim)





