Insightkaltim.xom, SANGATTA – Lapangan Ka’bah Masjid Agung Al-Faruq penuh sesak oleh lautan anak-anak berseragam ihram mini pada Rabu (5/11/2025). Bukan tanpa alasan—Kutai Timur resmi mencatatkan sejarah baru melalui gelaran Manasik Haji Akbar terbesar yang pernah digelar di tingkat kecamatan.
Kegiatan yang diorganisir Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Kutim itu berhasil mengumpulkan 3.500 peserta dari 49 lembaga PAUD yang tersebar di Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Angka ini menembus rekor partisipasi tahun-tahun sebelumnya.
“Peningkatannya luar biasa. Tahun 2024 jumlah peserta 2.639 anak, sementara tahun 2023 sekitar 2.285 anak. Tahun ini melonjak lebih dari 30 persen,” jelas Elvyana Susanti dari panitia IGTKI.
Menurutnya, grafik kenaikan ini menunjukkan antusiasme masyarakat yang semakin kuat terhadap pembelajaran keagamaan sejak usia dini. Di saat yang sama, sinergi antara sekolah, orang tua, dan pemerintah daerah semakin solid.
350 Guru Pendamping Kawal Jalannya Manasik
Di balik acara yang begitu masif, ada 350 guru pendamping yang bekerja ekstra sebagai koordinator lapangan. Mereka memastikan ribuan peserta kecil itu dapat berlatih rukun haji mulai dari niat, memakai ihram, tawaf, hingga sa’i dengan aman, tertib, dan tetap dalam suasana gembira.
“Tanpa dukungan para guru, tidak mungkin acara sebesar ini berjalan mulus. Mereka menjaga alur, mengatur zona maket Ka’bah, dan mendampingi anak-anak agar paham makna setiap rukun haji,” ujar Elvyana.
Selaras dengan Kebijakan Pendidikan Kutim: PAUD Jadi Pondasi Utama
Rekor baru ini sekaligus menguatkan pesan Bunda PAUD Kutim, Siti Robiah Ardiansyah, yang sebelumnya menekankan pentingnya dukungan orang tua dalam pendidikan anak usia dini. Ia mengapresiasi kiprah IGTKI dan Bindra PAUD yang selama ini aktif mendorong kualitas pembelajaran berbasis karakter dan agama.
Semangat tersebut sejalan dengan kebijakan Pemkab Kutim, salah satunya program Wajib Belajar 13 Tahun yang dimulai dari jenjang PAUD, serta dukungan anggaran besar untuk program pembinaan keagamaan seperti Beasiswa Hafidz dan Program UMMI.
Investasi SDM yang Semakin Terlihat Dampaknya
Kegiatan Manasik Haji Akbar ini bukan sekadar acara tahunan, tetapi menjadi simbol bahwa Kutai Timur sedang memperkuat pondasi pembangunan melalui jalur pendidikan agama sejak usia dini.
Dengan meningkatnya partisipasi dan kualitas penyelenggaraan, Kutim menunjukkan keseriusan untuk membangun generasi yang religius, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.(adv/Kutim)





