Insightkaltim.com, Sangatta – Upacara Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) ke-80 tahun 2025 di Lapangan Kantor Bupati Kutai Timur (Kutim), Selasa (25/11), berlangsung khidmat dan penuh warna. Para peserta yang mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah membuat suasana upacara tampak istimewa, sekaligus menegaskan keberagaman budaya di lingkungan pendidikan Kutim.
Pelaksanaan upacara dipimpin Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim, Irma Yuwinda, sebagai Perwira Upacara. Kepala SMPN 3 Sangatta Utara, Daud Boru Patoding, dipercaya sebagai Komandan Upacara. Pembacaan UUD 1945 dilakukan tegas oleh Guru SMPN 1 Sangatta Utara, Susi Eva Ningrum, dengan iringan paduan suara dan korsik YPPSB. Sementara itu, Pasukan Paskibraka Kutim kembali menampilkan performa disiplin tinggi dalam pengibaran Sang Merah Putih.
Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman hadir sebagai Inspektur Upacara, didampingi Ketua TP PKK Kutim Siti Robiah, Ketua DPRD Kutim Jimmi, unsur Forkopimda, serta ratusan guru dari berbagai sekolah.
Dalam amanatnya, Bupati Ardiansyah menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru melalui sejumlah kebijakan konkret. Menurutnya, pemerintah pusat dan daerah kini bergerak lebih progresif dalam memastikan kualitas pendidikan terus meningkat.
“Untuk para guru, pemerintah berkomitmen memberikan dukungan nyata agar kualitas pendidikan semakin baik,” ujarnya.
Ia merinci bahwa mulai 2025, pemerintah menyediakan beasiswa Rp3 juta per semester bagi guru D IV/S1 yang ingin melanjutkan pendidikan melalui program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Beasiswa tersebut termasuk dukungan pelatihan kompetensi seperti Pendidikan Profesi Guru (PPG), pendalaman pembelajaran, konseling, kepemimpinan sekolah, coding, hingga kecerdasan artifisial.
Dari sisi kesejahteraan, guru non-ASN akan menerima tunjangan sertifikasi sebesar Rp2 juta per bulan, sementara guru ASN mendapat satu kali gaji pokok. Pemerintah juga memberikan insentif Rp300 ribu per bulan bagi guru honorer. Semua tunjangan kini ditransfer langsung ke rekening masing-masing guru.
Memasuki tahun 2026, pemerintah memperluas beasiswa untuk 150.000 guru, menaikkan insentif guru honorer menjadi Rp400 ribu, sekaligus menghapus kewajiban mengajar 24 jam per minggu. Kebijakan ini memberi ruang bagi guru untuk lebih fokus mengembangkan kualitas diri dan metode pembelajaran.
“Guru bukan hanya pengajar, tetapi pembimbing, motivator, dan penggerak peradaban,” tegas Bupati.
Ardiansyah juga menyinggung tantangan besar yang dihadapi guru di era digital—mulai tekanan sosial, moral, hingga tuntutan kompetensi baru. Ia menekankan perlunya sinergi kuat antara guru, sekolah, orang tua, dan masyarakat.
“Saya mengajak semua pihak untuk lebih menghargai jerih payah para guru. Orang tua adalah pendidik pertama, dan guru hadir untuk melengkapi,” ucapnya.
Bupati menutup amanat dengan pesan kepada para murid, mengutip nasihat Presiden Prabowo Subianto: “Belajarlah yang baik, cintai orang tua, hormati guru, rukun dengan teman, dan cintai tanah air.”
Upacara berakhir dengan suasana haru sekaligus bangga, sebelum dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Kutim. Para penerima penghargaan mendapat apresiasi langsung dari Bupati di hadapan peserta upacara. Acara kemudian dimeriahkan oleh penampilan kreatif para guru berprestasi, pertunjukan seni siswa SMPN 1 Sangatta Utara, serta aksi enerjik Marching Band YPPSB yang menjadi penutup rangkaian peringatan HGN 2025.
Peringatan HGN di Kutim tahun ini tak sekadar seremonial—ia menjadi momentum deklarasi tekad bersama untuk terus menguatkan masa depan pendidikan.(adv/Kutim)





