Insightkaltim.com, Penajam – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengalihkan pendekatan dukungan terhadap pelaku seni dan UMKM dari model berbasis subsidi menjadi pola pembangunan ekosistem kreatif yang berkelanjutan. Kebijakan ini lahir dari tantangan efisiensi anggaran sekaligus visi membentuk jejaring kolaboratif antara seniman dan pelaku usaha mikro.
Sekretaris Dinas UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) PPU, Muhammad Nadir, menjelaskan bahwa pemerintah tidak sekadar memangkas bantuan, melainkan mengalihkan fokus pada penciptaan ruang sinergi yang produktif.
“Selama lebih dari setahun, seniman mendapat dukungan rutin untuk tampil tiap malam Minggu. Tapi sekarang, kami ingin memfasilitasi mereka agar bisa tumbuh dalam ekosistem yang tidak bergantung pada dana pemerintah,” ujar Nadir, Kamis (24/4/2025).
Langkah awal dilakukan melalui penataan ulang program taman alun-alun. Dalam format baru, pelaku UMKM akan difasilitasi berjualan satu kali dalam sebulan dalam kegiatan gabungan lintas SKPD, yang juga melibatkan Dewan Kesenian PPU dalam aspek pertunjukan.
“Ini bukan sekadar efisiensi. Kami ingin menjadikan taman alun-alun sebagai ruang hidup yang merekatkan seni dan usaha rakyat, sehingga mampu menjadi penggerak ekonomi kreatif di daerah,” jelasnya.
Terkait keluhan dari Himpunan UMKM Huta soal penjadwalan, Nadir menyebut pihaknya belum menerima surat secara resmi. Namun, Kepala Dinas sudah melakukan pembahasan bersama jajaran pemerintah kabupaten dan jadwal baru pun telah disusun.
Lebih lanjut, ia menggarisbawahi pentingnya mengambil inspirasi dari daerah seperti Yogyakarta yang sukses mengembangkan sektor seni dan UMKM melalui kerja sama dan inovasi.
“Transformasi ini butuh waktu dan adaptasi. Tapi kami yakin, dengan kolaborasi yang tepat, PPU bisa menciptakan model ekosistem kreatif yang mandiri dan tangguh,” pungkasnya.(adv/kominfoppu)





