lnsightkaltim.com, Penajam – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menetapkan kebijakan baru dalam mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal melalui pendekatan kolaboratif dengan pelaku seni serta efisiensi anggaran daerah.
Dalam rapat lintas sektoral yang digelar di Kantor Bupati baru-baru ini, Pemkab PPU merancang format kegiatan taman alun-alun yang menggabungkan aktivitas UMKM dan pertunjukan seni daerah. Kebijakan ini dinilai sebagai langkah strategis untuk menyikapi keterbatasan anggaran sekaligus mendorong kemandirian pelaku usaha lokal.
“Melalui rapat lintas sektoral, kami putuskan bahwa pelaku UMKM yang berusaha di taman alun-alun diarahkan untuk mandiri dan dapat menjalin kerja sama dengan para pelaku seni di PPU,” ujar Sekretaris Dinas UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) PPU, Muhammad Nadir, Kamis (25/4/2025).
Berdasarkan jadwal baru yang disusun, pelaku UMKM diberikan kesempatan untuk berjualan satu kali dalam sebulan. Kegiatan tersebut akan melibatkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta Dewan Kesenian PPU sebagai mitra penyelenggara.
“Kami ingin kegiatan ini menjadi ruang ekonomi sekaligus wadah ekspresi seni. Kolaborasi ini diharapkan memperkaya suasana taman alun-alun dan menarik minat masyarakat,” tambah Nadir.
Menanggapi isu adanya surat keluhan dari Himpunan UMKM Huta, Nadir menyatakan pihaknya belum menerima dokumen tersebut secara resmi. Meski demikian, Kepala Dinas telah membahasnya dalam forum internal bersama pemerintah kabupaten.
“Suratnya belum kami terima. Namun, jadwal baru sudah disusun untuk mengantisipasi kemungkinan penyesuaian agar kegiatan tetap berjalan,” jelasnya.
Terkait dukungan pemerintah terhadap pelaku seni, Nadir mengungkapkan bahwa selama ini Pemkab rutin memberikan bantuan stimulan untuk pertunjukan seni mingguan. Namun, kebijakan tersebut kini tengah dikaji ulang seiring keterbatasan anggaran.
“Anggaran yang dikeluarkan selama setahun terakhir cukup besar. Ke depan, kami ingin pola dukungan lebih menekankan sinergi dan kemandirian, seperti yang diterapkan di daerah lain seperti Yogyakarta,” tutupnya.(adv/kominfoppu)





