Setiap kali berjumpa dengan warga Penajam, saya sering kali bercanda bahwa pintu gerbang Negeri Serambi Nusantara ini ada tiga.
Pertama, dari arah utara yang berbatasan dengan Kabupaten Pasir; kedua, pintu gerbang IKN; dan yang paling strategis, yakni dermaga kelotok di kawasan pantai Penajam. Pantai ini adalah tempat yang ideal untuk menikmati pemandangan, matahari terbenam, dan gemerlapnya kota Balikpapan pada malam hari. Sayangnya, kawasan ini masih kumuh.

Bayangkan jika pelabuhan kelotok dan speedboat didesain indah dengan ketinggian tertentu, maka akan menjadi pemandangan yang luar biasa indahnya pada malam hari.
Dermaga Penajam adalah tempat armada kelotok dan speedboat yang digunakan masyarakat untuk menyeberang dari Balikpapan ke Penajam atau sebaliknya. Walaupun kondisinya kurang manusiawi karena tidak memberikan jaminan keselamatan dan kenyamanan, masyarakat tidak punya pilihan lain jika ingin ke Balikpapan. Mereka pasti menggunakan kapal kelotok atau speedboat.
Menurut saya, fasilitas pelabuhan ini sangat tidak manusiawi. Tingkat keselamatan dan kenyamanannya rendah sekali. Oleh karena itu, saya sangat bangga Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) bertekad merevitalisasi pelabuhan ini. Sebagai Serambi Ibu Kota Nusantara, pelabuhan ini memang layak mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.
Data Dinas Perhubungan menunjukkan bahwa jumlah armada kelotok dan speedboat yang beroperasi adalah 40 kapal kelotok dan 56 unit speedboat dengan jumlah penumpang lebih dari 36 ribu per bulan. Penumpang speedboat bahkan bisa mencapai 100 ribuan karena beroperasi 24 jam, sementara kelotok hanya sampai jam 6 sore.
Kedatangan dan keberangkatan setiap bulan lebih dari 36 ribu penumpang dengan 6.000 kali keberangkatan dan kedatangan kelotok dan speedboat. Dalam satu tahun terakhir, jumlah penumpang meningkat hingga 42 persen. Apakah peningkatan ini akibat pembangunan kawasan Ibu Kota Nusantara di Kecamatan Sepaku atau karena sebab lain, saya belum bisa memastikan.
Ketika melakukan ground breaking bersama pada Sabtu, 9 Maret 2024 lalu di pelabuhan tersebut, yang ada di pikiran dan hati saya adalah pelabuhan ini harus berubah menjadi ikon Penajam. Saat ini kondisinya memang kurang memenuhi syarat dari aspek keselamatan dan kenyamanan masyarakat.
Padahal Kabupaten Penajam Paser Utara adalah pintu gerbang utama atau Serambi Nusantara dari timur menuju Ibu Kota Nusantara. Namun, saya yakin pelabuhan ini nanti akan menjadi tempat baru yang digemari masyarakat.
Saya yakin seluruh masyarakat Penajam Paser Utara, bahkan Kalimantan Timur atau Kalimantan secara keseluruhan, mendukung dan setuju dengan pemindahan Ibu Kota Nusantara. Persepsi ini harus kita manfaatkan untuk meningkatkan sumber daya manusia dan fasilitas sebagai sarana pendukung.
Saya juga mengerti saat ini masyarakat sedang mempersiapkan diri menyongsong IKN sesuai pemahaman dan kewenangannya masing-masing. Mungkin ada sebagian masyarakat yang merasa akan tertinggal. Mereka menyadari bahwa mereka harus berubah dengan adanya IKN, tetapi justru tidak mengerti bagaimana caranya.
Yuk, masyarakat Penajam, awali tekad mengubah diri menyambut IKN dengan cara tersenyum. Tersenyum adalah bentuk keramahan untuk menyambut siapa pun yang datang ke Penajam.
Jakarta maju karena pesatnya pertumbuhan penduduk urban, Amerika menjadi negara besar dan kuat karena pendatang. Mari kita sambut siapa pun yang datang ke Penajam, ke IKN, karena mereka adalah pendorong berdirinya Ibu Kota Nusantara yang akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, dan politik. (*)





